Selasa, 29 Mei 2012

GEO MORFOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.  Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.
Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang tampak saja, tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut bisa terjadi, proses apa yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan muka bumi. Jadi meliputi bentuklahan (landform), proses-proses yang menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Dengan demikian bahwa dalam mempelajari geomorfologi terkait pada geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep dasar Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi, sehingga pada akhirnya dapat mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam melakukan klasifikasi bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
Geomorfologi  juga merupakan salah satu mata kuliah yang wajib di ikuti oleh setiap mahasiswa di jurusan pendidikan geografi Universitas Syiah Kuala, dalam mata kuliah ini guna meningkatkan pemahama mahasiswa tentang materi yang telah di pelajari selama satu semester maka diakan observasi atau tinjauan lapangan agar mahasiswa bisa memahami dan melihat dengan langsung berbagai fenomena yang terjadi dalam proses geomorfologi.
B.    Tujuan Pengamatan
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Geografi dalam mata  kuliah geomorfologi  yaitu :
  1. Mahasiswa dapat melihat secara langsur beberapa objek yang ada di lapangan yang merupakan hasil dari pada proses geomorfologi.
  2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami alam disekitarnya tentang bagaimana hal itu bisa terjadi.
  3. Meningkatkan pemahaman mahasiwa tentang teori yang di pelajari selama satu semester terakhit ini mengenai mata kuliah geomorfologi.
  4. Dengan melakukan observasi kelapangan diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami teori-teori yang dipelajari sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

C.   Metodelogi Pengamatan
Adapun untuk mencapai tujuan dari pengamatan yang dilakukan, maka metode yang dilakukan/ digunakan adalah metode secara langung artinya mahasiswa secara langsung dapat mengamati objek-objek yang telah dipelajari dan juga pengarahan dari dosen di lapangan. Pada metodelogi ini juga didukung oleh literature buku yang menguatkan fakta dilapangan.
  1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal : Rabu/ 11 mei 2011
Pukul : 08.00 s / d selesai
1.      Pegununga Mata Ie, jln.Raya Mata Ie,Kecamatan Darul Imarah,kabupaten Aceh Besar
2.      Tebing babah 2  Lampuuk,Aceh besar.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
Permukaan bumi selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu-kewaktu sebagai akibat dari proses geomorfologi  baik berasal dari dalam bumi ( endogen) maupun yang berasal dari luar bumi ( eksogen ).
    1. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen dapat mengubah bentuk muka bumi. Salah satu jenis penyebabnya adalah degradasi. Degradasi merupakan tenaga eksogen yang bersifat mengikis muka bumi.Berdasarkan penyebabnya, tenaga eksogen degradasi ini dibedakan atas pelapukan,gerakan massa, serta erosi, dan transportasi.
Sebagai contoh gaya eksogen yaitu terjadinya pelapukan. Pelapukan atau weathering (weather) merupakan proses alami yang terjadi di muka bumi. Pada proses pelapukan terjadi perusakan dan penghancuran batuan penyusun kerak bumi karena pengaruh cuaca (suhu,curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalahpenghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur dan larut dlam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis (phisis) ,pelapukan kimiawi (chemis), dan pelapukan biologis (organik).
    1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunungbukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonismevulkanisme, dan seisme atau gempa.
Dalam Pengamatan mata kuliah geomorfologi  kali ini kami akan mengamati hasil dari pada proses geomorfologi baik yang di sebabkan oleh tenaga endogen maupun tenaga eksogen,untuk itu kami akan mengamati di dua tempat yang berbeda yaitu di kawasan Mata Ie dan  lampuuk dimana kedua kawasan ini berada di daerah kecamatan Aceh Besar propinsi Aceh
B.    Pengamatan Daerah Mata Ie
Daerah Mata Ie Banda Aceh merupakan daerah dataran tinggi sebahagian besar dikelilingi oleh bukit bukit terjal dan masih sangat asri dan jauh dari kebisingan kota. Mata Ie ini diperkirakan mempunyai ketingiannya mencapai 300 m dari permukaan laut.
 Adapun objek yang kami amati di daerah mata ie adalah sebuah dolin di salah satu bukit yang berada di daerah kawasan Mata Ie,untuk menuju ke dolin tersebut di butuhkan perjalanan mendaki sekitar 30 menit dari kaki bukit di kawasan mata ie tersebut.
1.      Pengertian Dolin
Dolin adalah salah satu gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst, Dolin merupakan lubang-lubang yang berbentuk corong,dolin dapat terjadi karena proses erosi atau pelaruta. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a.    Dolin korosi ,adalah terjadi karena proses pelarutan batuan yang disebabkan oleh air.Di dasar dolin diendapkan tanah berwarna merah (terra rossa).
b.    Dolina Terban, adalah terjadi karena runtuhnya atap gua kapur.
2.      Hasil Pengamatan Objek Dolin di Kawasan Mata Ie





Gambar 1 : Dolin ( Objek yang di amati daerah Mata Ie )
Objek dolin yang kami amati di kawasan Mata Ie memiliki kedalaman 16,2 meter dan mempunyai lebar sekitar ± 12 meter,dolin di mata ie ini termasuk dolin korosi yaitu dolin yang terjadi karena proses pelarutan atau erosi.
Perbukitan di daerah mata ie terbetuk dari hasil geomorfologi yang di bentuk oleh tenaga endogen,sedangkan objek dolin yang di amati adalah proses dari pada geomorfologi yang di sebabkan oleh tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi.
Dolin yang berada di Mata Ie ini terjadi karna adanya pelapukan kimiawi yaitu pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst) seperti yang berada di daerah Mata Ie ini. Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan ini lah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celahyang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan dolin,karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang tiang kapur,stalagmid atau gua kapur.
Berikut ini beberapa dokumentasi gambar yang kami abadikan ketika melakukan pengamatan objek lapangan di kawasan Mata Ie








Gambar 2 : Perjalanan kelompok 1 mendaki gunung mata ie menuju tempat pengamatan objek







Gambar 3                                                                              Gambar 4
Gambar 3 : lingkungan sekitar tempat objek dolin berada yang di amati, Gambar 4 : Perjalanan kelompok 1 dan 2 menuruni bukit mata ie setelah pengamatan objek dolin








Gambar 5 : Dosen pembimbing sedang memberikan pengarahan tentang bukit yang ada di mata ie setelah pengamatan dolin di lakukan.
C.   Pengamatan Daerah Lampuuk
Lampuuk merupakan pantai yang berada di Desa Meunasah Masjid, Lhok Nga – Aceh Besar. Letaknya hanya sekitar sekitar 15 KM dari Kota Banda Aceh (dengan jalur Banda Aceh – Calang).Untuk mencapainya  memerlukan waktu sekitar 30 menit. Bagian Pantai Lampuuk paling ujung juga meninggalkan eksotisme tersendiri yang berbatasan langsung dengan dinding terjal dan tinggi yang merupakan perbukitan.
  1. Hasil Pengamatan Ojek Berupa Dinding Pegunungan Kapur Daerah Lampuuk
Objek yang di amati di daerah lampuuk ini adalah berupa dinding terjal dari sebuah pegunungan kapur daerah babah 2. Perbukitan ini terjadi karna proses geomorfologi yang di sebabkan oleh tenaga endogen berupa pengangkatan  permukaan bumi yang di sebakan karna tabrakan lempeng yang kemudian terjadi patahan.
  






Gambar 6 : Objek yang di amati berupa dinding-dinding terjal  dari pengunungan kapur daerah lampuuk
Dari hasil pengamatan di lapangan ada beberapa hal yang terjadi pada kawasan ini yang di sebabkan karena proses geomorfologi karna adanya tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari permukaan bumi. Hal ini tampak jelas terlihat dari permukaan dinding gunung yang sudah tidak rata lagi ini terjadi karna proses pelapukan, Pelapukan atau weathering (weather) merupakan proses alami yang terjadi di muka bumi. Pada proses pelapukan terjadi perusakan dan penghancuran batuan penyusun kerak bumi karena pengaruh cuaca (suhu,curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih keci bahkan menajdi hancur atau larut dalam air.
Di daerah ini pelapukan yang terjadi pada umumnya merupakan pelapukan secara kimia yaitu pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Terutama air hujan karna sebagai mana kita ketahui inndonesia merupakan daeah tropis yaitu daerah yang sering turun air hujan,air hujan merupakan air yang banyak mengandungCO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Oleh karena itu jika kita perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celahyang arahnya tidak beraturan begitu juga hal yang terjadi pada daerah lampuuk ini.
Berikut ini adalah beberapa dukomentasi gambar yang kami abadikan saat melakukan pengamatan di lapangan :
Gambar 7 : Dosen Pembimbing memberikan pengarahan sebelum kegiatan di mulai.




Gambar 8  : Melakukan kegiatan pengamatan dengan arahan dari dosen pembimbing.

Gambar di samping merupakan salah satu contoh batuan kapur yang mengalami proses pelarutan secara kimia yang pada daerah lampuuk ini terjadi karena angin dan air hujan. Di sini jelas terlihat bahwa batuan tersebut hamper menjadi pasir yang kemudian akan terpisah / terlepas dari batuan kemudia  jatuh ke permukaan.
                    Gambar 9
Gambar di samping merupakan contoh batuan yang sudah tidak kompak lagi akibat pengikisan oleh angin dan air hujan.
                                                  

Gambar  10
Gambar 11 : Gambar di samping salah satu contoh dari gejala-gejala kart yaitu stalagtid, namun stalagtid yang terjadi di sini tidak sempurna ( tidak runcing ) seperti stalagtid yang terjadi di dalam gua yang tertutup pada umumnya. Karna  air yang menetes dari atas tidak sempat jatuh secara vertical dengan sempurna disebabkan stalagtid ini  berada di tempat yang terbuka dan mudah di tiup angin.
Stalagtid adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua. Stalakmit adalahkerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua.
Gambar 12 : Batuan yang di tetesi HCl, batuan ini berbuih hal ini menandakan bahwa batuan ini mengandung kapur dan buihnya banyak berate mengandung banyak garam.


                                                            






Gambar 13 : Merupakan gambar batua yang mengandung kuarsa,itu di bisa kita buktikan dengan kita lihat secara langsung batuan ini mengkilap dan tampak seperti kristal, batuan ini kalau sudah hancur biasanya menjadi pasir putih.











Gambar  14 : Daerah lampuuk di penuhi oleh pasir putih yang menambah keindahan alamnya.
Pasir kuarsa ( Pasir Putih ) adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C
  1. Menghitung Kemiringan Lereng
Dalam kegiatan di lampuuk kami juga melakukan kegiatan mengukur kemiringan suatu lereng.
Alat dan bahan yang kami gunakan adalah : 2  balok kayu kecil panjangnya 1,5 meter,meter,bohlon,rol sikudan alat tulis.






Ada 5 tempat yang kami coba untuk mengukur kemiringan lerengnya berikut ini adalah beberapa hasil pengukuran yang kami lakukan.
1.                                             2.                                             3.
 78cm             124 cm                   88,4cm            106 cm            72,2cm          116    cm

   98 cm                                                 10 cm                                                      88 cm
Dengan rumus kemiringan lereng :
 

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
2.       Objek dolin yang kami amati di kawasan Mata Ie memiliki kedalaman 16,2 meter dan mempunyai lebar ± 12 meter,dolin di mata ie ini termasuk dolin korosi yaitu dolin yang terjadi karena proses pelarutan atau erosi
3.       Di daerah lampuuk  tepatnya di babah 2 objek yang kami amati berupa dinding terjal dari pegunungan kapur yang telah mengalami perubahan bentuk dari tenaga eksogen yaitu berupa pelapukan dan erosi yang pada umumnya di sebabkan oleh angin dan curah hujan yang tinggi. Sehingga dengan jelas kita bisa melihat permukaan batuan yang sudah tidak rata lagi.




DAFTAR PUSTAKA
Hasmunir.2010.Geomorfologi. Banda Aceh :FKIP Universitas Syiah Kuala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar