Selasa, 29 Mei 2012

TEORI PSIKOPEN


TEORI

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa peserta didik atau tanpa kegiatan mengajar formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang peseta didk lakukan di dalam kelas. Apa yang dilakukan pendidik agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat peserta didik merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas.
Belajar merupakan proses internal peserta didik, sedangkan pembelajaran melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi proses belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada proses belajar seperti bahan ajar, suasana belajar, media belajar dan sumber belajar. Menurut Morgan, suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Belajar adalah perubahan tingkahlaku.
2.      Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan.
3.      Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri pembelajar yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Pembalajar yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi pendidik maupun peseta didik. Bagi pendidk mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga pembelajar terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.
Berbicara tentang kurikulum, maka tidak dapat lepas dari proses suatu perencanaan. Karena kurikulum itu sendiri dipandang sebagai suatu rencana. Menurut Nasution “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.” Dalam perencanaan kurikulum itu tidak hanya mencakup pembentukan secara intelektual saja tetapi juga pembentukan pribadi peserta didik secara utuh. Baik secara intelektualnya, afektifnya maupun pembentukan tingkah lakunya sehingga peserta didik dapat hidup di dalam masyarakat. Sistem yang digunakan dalam perecanaan kurikulum adalah pembelajaran yang dialami oleh peserta didik itu sendiri.
A.    Filsafat Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses kegiatan manusia yang khusus dalam mengarahkan perkembangan kepribadian dan kemampuan baik pada orang lain maupun pada diri sendiri. Pengarahan oleh orang lain maupun oleh diri sendiri tak dapat berlangsung dengan sendirinya. Pengaruh dari orang lain maupun dari lingkungan selalu ada. Bahkan ada pengaruh khusus dari sekolah sebagai lembaga pendidikan yang formal. Oleh karena itu setiap tindakan pendidikan sebenarnya adalah hasil keputusan bertindak dalam kaitan tujuan yang diharapkan.
Pendidikan berperan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab pendidikan berpengaruh langsung kepada kepribadian umat manusia. Pendidikan sangat menentukan terhadap model manusia yang dihasilkannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah, akan menghasilkan manusia yang lemah pula.

B.     Kurikulum dan Pembelajaran
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuno ini, dalam lingkungan tertentu masih dipakai hingga kini, sebagaimana pendapat Zais (1976:7), “a recesourse of subject matters to be mastered”. Menurut pendapat ini, kurikulum identik dengan bidang studi.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum merupakan pengalaman belajar, pendapat ini dikemukakan antara lain oleh Caswell dan Cambell (1975), “…to be composed of all the experiences children have under the guidance of theachers”. Doll (1974:22), menggambarkan kurikulum telah berubah dari konten belajar (isi) ke proses, dari skop yang sempit kepada yang lebih luas, dari materi ke pengalaman, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat, bersama guru atau tidak, ada hubungannya dengan pelajaran ataupun tidak, termasuk upaya guru dan fasilitas untuk mendorongnya. Meskipun, pemaknaan kurikulum demikian, mendapat kritik dari Johnson (1967:130), menurutnya pengalaman hanya akan terjadi bila siswa berinteraksi dengan ligkungannya, interaksi seperti demikian bukan kurikulum tetapi pengajaran. Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan “… a structured series of intended learning outcomes”, hasil yang dicapai dari hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan isi, kegiatan belajar mengajar, evaluasi termasuk pengajaran.
Mc Donald (1967:3) memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran, yang terdiri dari empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru terhadap murid), belajar (kegiatan responsi siswa terhadap guru), pembelajaran (interaksi antara guru murid pada proses belajar mengajar) dan kurikulum (pedoman proses belajar mengajar).
Dalam konteks pendidikan nasional, kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung pokok – pokok pikiran, sebagai berikut:
1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan;
2. Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur;
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu;
4. Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran;
5. Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar;
6. Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan;
7. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan.

Rumusan tersebut menjadi lebih jelas dan lengkap, karena suatu kurikulum harus disusun dengan memperhatikan berbagai faktor penting. Dalam undang-undang telah dinyatakan, bahwa: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.”
III. METODOLOGI


A.    Pendekatan / Metode
Penelitian ini bersifat tertuju pada 1 mata pelajaran, dengan menggunakan metode yang bersifat survey.

B.     Lokasi / waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada :
            Tanggal / Hari : 25 juli 2011/Senin.
            Pukul               : 10.30 s/d selesai.
            Tempat            : SMPN 8 Banda Aceh.
                                      Jln.Hamzah Fansuri no.1 Banda Aceh.

C.    Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini, teknik yang dilakukan adalah berupa angket yang diisikan jawaban beupa (x) oleh siswa/i dikolom yang telah disediakan.

D.    Sumber data
Pada penelitian ini data berhasil kami dapatkan dari siswa/i kelas IX.7 SMPN 8 Banda Aceh.





                                                   


IV. HASIL PENELITIAN/PEMBAHASAN

A.    Hasil
Dari hasil pembagian 27 lembar angket pada siswa/i SMPN 8 yang berjumlah 27 orang, banyak jawaban-jawaban mereka yang bisa kita ambil sebagai kesimpulan mengenai  pandangannya terhadap proses belajar mengajar dan juga motivasi. Berikut persentase dari angket yang diisikan oleh siswa/i SMPN 8 kelas IX.7.

“ANGKET PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR
BAGI SISWA/I SMPN 8 BANDA ACEH
KELAS IX.7”

1.      Materi yang dibeikan oleh guru bidang studi sangat menarik bagi saya.
Setuju (93%)                                       Tidak setuju (7%)
2.      Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil, sangat penting bagi saya.
Setuju (100%)                                     Tidak setuju (0%)
3.      Kualitas tulisan guru bidang studi sangat menarik bagi saya.
Setuju (90%)                                       Tidak setuju (10%)
4.      Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami antusias terhadap mata pelajarannya.
Setuju (98%)                                       Tidak setuju (2%)
5.      Metode ini kurang menarik bagi saya.
Setuju (50%)                                       Tidak setuju (50%)
6.      Para siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Setuju (91%)                                       Tidak setuju (9%)
7.      Guru membuat pembelajaran ini menjadi penting.
Setuju (100%)                                     Tidak setuju (0%)
8.      Metode pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya.
Setuju (50%)                                       Tidak setuju (50%)
9.      Siswa di dalam pembelajaran ini tampak ingin tahunya terhadap materi.
Setuju (99%)                                       Tidak setuju (1%)
10.  Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Setuju (90%)                                       Tidak setuju (10%)
11.  Metode pembelajaran ini sesuai dengan harapan saya.
Setuju (50%)                                       Tidak setuju (50%)
12.  Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk berhasil dalam pembelajaran ini.
Setuju (100%)                                     Tidak setuju (0%)
13.  Saya sering melamun di dalam kelas.
Setuju (50%)                                       Tidak setuju (50%)
14.  Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini.
Setuju (50%)                                       Tidak setuju (50%)
15.  Manfaat pribadi dari pembelajaran ini sangat berarti bagi saya.
Setuju (100%)                                     Tidak setuju (0%)


B.     Pembahasan
Berdasarkan dari data pembagian angket mengenai proses belajar dan mengajar yang kami bagikan kepada siswa/i SMPN 8 kelas IX.7 pada waktu lalu, dengan tanda member tanda (x) pada pilihan yang mereka setujui atau tidak. Data yang berhasil kami kumpulkan adalah sebanyak 27 lembar angket kepada 27 orang siswa/i, dari data tersebut yang diperoleh dari 100% keseluruhan mereka menyatakan bahwa proses belajar mengajar di SMPN 8 ini sesuai dengan kompetensi dasar. Selain itu mereka juga menunjukkan bahwa pendidikan itu sangat penting.
Dimana pendidikan merupakan interaksi manusia pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi pendidik dan terdidik dalam pencapaian tujuan, bagimana isi, dan proses pendidikan memerlukan fondasi filosofis, agar interaksi melahirkan pengertian yang bijak dan perbuatan yang bijak pula. Pendidikan merupakan masalah yang komplek, antara lain ia mencakup soal kurikulum, para guru, keadaan masyarakat dan juga soal politik. Walaupun kurikulumnya baik, tetapi jika korps guru kurang kemampuannya dalam menyampaikan ilmu kepada anak didiknya, maka kurikulum yang baik itu tidak ada manfaatnya.
Bila kurikulumnya baik para gurupun bermutu, namun jika para murid pada umumnya bersifat santai, malas belajar dan tidak disiplin, maka kedua faktor yang terdahulupun tidak akan banyak manfaatnya. Dan mendangkalnya mutu pendidikan sekarang ini, kiranya juga merupakan akibat dari politik pemerintah yang berupa pemerataan pendidikan yang lebih mengutamakan materi pelajaran daripada menghidupkan kemampuan (kompetensi) anak didik. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan menghasilkan manusia yang lemah pula.










                                                                          


V. PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Dari penelitian yang dilakukan pada waktu lalu di SMPN 8 Banda Aceh, dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program, kurikulum yang baik, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.

B.     Saran
Metode belajar dan proses-prosesnya hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan memahaminya berbagai pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan output-output yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Dan  diharapkan juga kepada pihak pemerintah untuk bisa lebih mengembangkan dan memperhatikan pendidikan di Aceh agar semakin berkualitas dan agar mereka tetap menganggap pendidikan itu penting.






DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri.1999.Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock, Elizabeth B. 1890. Psikologi Pekembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Makmum,Syamsuddin Abin.2005. Psikologis Kependidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mudyahardjo, Redja. (2002). Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar.   Bandung: Remadja Rosda Karya.
Mudyahardjo, Redja, dkk (2002). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Pusat
 Penerbitan UT Depdiknas.

Syah, Muhaibbin.2009.Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press.
Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar