TEORI
Perkembangan
jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar,
mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa
peserta didik atau tanpa kegiatan mengajar formal lain. Sedangkan mengajar
meliputi segala hal yang peseta didk lakukan di dalam kelas. Apa yang dilakukan
pendidik agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat
peserta didik merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga
secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam
kelas.
Belajar
merupakan proses internal peserta didik, sedangkan pembelajaran melibatkan
kondisi eksternal yang mempengaruhi proses belajar. Kondisi eksternal yang
berpengaruh pada proses belajar seperti bahan ajar, suasana belajar, media
belajar dan sumber belajar. Menurut Morgan, suatu kegiatan dikatakan
belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Belajar
adalah perubahan tingkahlaku.
2.
Perubahan
terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan.
3. Perubahan tersebut harus bersifat
permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Dalam
kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
pembelajar yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual. Pembalajar yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa
gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai
peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi pendidik maupun peseta
didik. Bagi pendidk mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan
guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Motivasi
belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga pembelajar terdorong untuk
melakukan perbuatan belajar.
Berbicara
tentang kurikulum, maka tidak dapat lepas dari proses suatu perencanaan. Karena
kurikulum itu sendiri dipandang sebagai suatu rencana. Menurut Nasution “Kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.” Dalam perencanaan kurikulum itu tidak hanya mencakup
pembentukan secara intelektual saja tetapi juga pembentukan pribadi peserta
didik secara utuh. Baik secara intelektualnya, afektifnya maupun pembentukan
tingkah lakunya sehingga peserta didik dapat hidup di dalam masyarakat. Sistem
yang digunakan dalam perecanaan kurikulum adalah pembelajaran yang dialami oleh
peserta didik itu sendiri.
A.
Filsafat Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses
kegiatan manusia yang khusus dalam mengarahkan perkembangan kepribadian dan
kemampuan baik pada orang lain maupun pada diri sendiri. Pengarahan oleh orang
lain maupun oleh diri sendiri tak dapat berlangsung dengan sendirinya. Pengaruh
dari orang lain maupun dari lingkungan selalu ada. Bahkan ada pengaruh khusus
dari sekolah sebagai lembaga pendidikan yang formal. Oleh karena itu setiap
tindakan pendidikan sebenarnya adalah hasil keputusan bertindak dalam kaitan
tujuan yang diharapkan.
Pendidikan berperan sangat
penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab pendidikan berpengaruh
langsung kepada kepribadian umat manusia. Pendidikan sangat menentukan terhadap
model manusia yang dihasilkannya.
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan
dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan
atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah, akan
menghasilkan manusia yang lemah pula.
B.
Kurikulum dan
Pembelajaran
Konsep kurikulum berkembang sejalan
dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum
merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau
dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuno ini, dalam
lingkungan tertentu masih dipakai hingga kini, sebagaimana pendapat Zais
(1976:7), “a recesourse of subject matters to be mastered”. Menurut
pendapat ini, kurikulum identik dengan bidang studi.
Ada pendapat yang menyatakan
bahwa kurikulum merupakan pengalaman belajar, pendapat ini dikemukakan antara
lain oleh Caswell dan Cambell (1975), “…to be composed of all the experiences
children have under the guidance of theachers”. Doll (1974:22),
menggambarkan kurikulum telah berubah dari konten belajar (isi) ke proses, dari
skop yang sempit kepada yang lebih luas, dari materi ke pengalaman, baik di
rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat, bersama guru atau tidak, ada
hubungannya dengan pelajaran ataupun tidak, termasuk upaya guru dan fasilitas
untuk mendorongnya. Meskipun, pemaknaan kurikulum demikian, mendapat kritik
dari Johnson (1967:130), menurutnya pengalaman hanya akan terjadi bila siswa
berinteraksi dengan ligkungannya, interaksi seperti demikian bukan kurikulum
tetapi pengajaran. Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan “… a
structured series of intended learning outcomes”, hasil yang dicapai dari
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan isi, kegiatan
belajar mengajar, evaluasi termasuk pengajaran.
Mc
Donald (1967:3) memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran,
yang terdiri dari empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru
terhadap murid), belajar (kegiatan responsi siswa terhadap guru), pembelajaran
(interaksi antara guru murid pada proses belajar mengajar) dan kurikulum
(pedoman proses belajar mengajar).
Dalam konteks pendidikan
nasional, kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus
dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan
pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan
evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan
peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman
belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan
pendidikan tertentu.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional,
dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik
mengandung pokok – pokok pikiran, sebagai berikut:
1.
Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan;
2.
Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur;
3.
Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu;
4.
Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran;
5.
Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar;
6.
Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan;
7. Kurikulum merupakan suatu alat
pendidikan.
Rumusan tersebut menjadi lebih
jelas dan lengkap, karena suatu kurikulum harus disusun dengan memperhatikan
berbagai faktor penting. Dalam undang-undang telah dinyatakan, bahwa: “Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan
nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian,
sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.”
III. METODOLOGI
A. Pendekatan / Metode
Penelitian ini bersifat tertuju pada 1
mata pelajaran, dengan menggunakan metode yang bersifat survey.
B. Lokasi / waktu penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada :
Tanggal / Hari : 25 juli 2011/Senin.
Pukul : 10.30 s/d selesai.
Tempat : SMPN 8 Banda Aceh.
Jln.Hamzah Fansuri no.1 Banda Aceh.
C. Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini, teknik yang dilakukan adalah
berupa angket yang diisikan jawaban beupa (x) oleh siswa/i dikolom yang telah
disediakan.
D. Sumber data
Pada penelitian ini data berhasil kami dapatkan dari
siswa/i kelas IX.7 SMPN 8 Banda Aceh.
IV. HASIL PENELITIAN/PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari hasil
pembagian 27 lembar angket pada siswa/i SMPN 8 yang berjumlah 27 orang, banyak
jawaban-jawaban mereka yang bisa kita ambil sebagai kesimpulan mengenai pandangannya terhadap proses belajar mengajar
dan juga motivasi. Berikut persentase dari angket yang diisikan oleh siswa/i
SMPN 8 kelas IX.7.
“ANGKET PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR
BAGI SISWA/I SMPN 8 BANDA ACEH
KELAS IX.7”
1. Materi yang dibeikan oleh guru bidang studi sangat
menarik bagi saya.
Setuju (93%) Tidak
setuju (7%)
2. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil, sangat
penting bagi saya.
Setuju (100%) Tidak
setuju (0%)
3. Kualitas tulisan guru bidang studi sangat menarik
bagi saya.
Setuju (90%) Tidak
setuju (10%)
4. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami
antusias terhadap mata pelajarannya.
Setuju (98%) Tidak
setuju (2%)
5. Metode ini kurang menarik bagi saya.
Setuju (50%) Tidak
setuju (50%)
6. Para siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Setuju (91%) Tidak
setuju (9%)
7. Guru membuat pembelajaran ini menjadi penting.
Setuju (100%) Tidak
setuju (0%)
8. Metode pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya.
Setuju (50%) Tidak
setuju (50%)
9. Siswa di dalam pembelajaran ini tampak ingin tahunya
terhadap materi.
Setuju (99%) Tidak
setuju (1%)
10. Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Setuju (90%) Tidak
setuju (10%)
11. Metode pembelajaran ini sesuai dengan harapan saya.
Setuju (50%) Tidak
setuju (50%)
12. Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk
berhasil dalam pembelajaran ini.
Setuju (100%) Tidak
setuju (0%)
13. Saya sering melamun di dalam kelas.
Setuju (50%) Tidak
setuju (50%)
14. Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini.
Setuju (50%) Tidak
setuju (50%)
15. Manfaat pribadi dari pembelajaran ini sangat berarti
bagi saya.
Setuju (100%) Tidak
setuju (0%)
B.
Pembahasan
Berdasarkan dari
data pembagian angket mengenai proses belajar dan mengajar yang kami bagikan
kepada siswa/i SMPN 8 kelas IX.7 pada waktu lalu, dengan tanda member tanda (x)
pada pilihan yang mereka setujui atau tidak. Data yang berhasil kami kumpulkan
adalah sebanyak 27 lembar angket kepada 27 orang siswa/i, dari data tersebut
yang diperoleh dari 100% keseluruhan mereka menyatakan bahwa proses belajar
mengajar di SMPN 8 ini sesuai dengan kompetensi dasar. Selain itu mereka juga
menunjukkan bahwa pendidikan itu sangat penting.
Dimana pendidikan
merupakan interaksi manusia pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Interaksi pendidik dan terdidik dalam pencapaian tujuan, bagimana
isi, dan proses pendidikan memerlukan fondasi filosofis, agar interaksi
melahirkan pengertian yang bijak dan perbuatan yang bijak pula. Pendidikan
merupakan masalah yang komplek, antara lain ia mencakup soal kurikulum, para
guru, keadaan masyarakat dan juga soal politik. Walaupun kurikulumnya baik,
tetapi jika korps guru kurang kemampuannya dalam menyampaikan ilmu kepada anak
didiknya, maka kurikulum yang baik itu tidak ada manfaatnya.
Bila kurikulumnya baik para gurupun
bermutu, namun jika para murid pada umumnya bersifat santai, malas belajar dan
tidak disiplin, maka kedua faktor yang terdahulupun tidak akan banyak
manfaatnya. Dan mendangkalnya mutu pendidikan sekarang ini, kiranya juga
merupakan akibat dari politik pemerintah yang berupa pemerataan pendidikan yang
lebih mengutamakan materi pelajaran daripada menghidupkan kemampuan (kompetensi)
anak didik. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan
sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan
fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Kurikulum yang lemah akan menghasilkan manusia yang lemah pula.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan pada waktu lalu di SMPN 8 Banda Aceh,
dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus
memiliki kemampuan mendesain program, kurikulum yang baik, menguasai materi
pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan
media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki
keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan
pendidikan sebagai dasar bertindak.
B.
Saran
Metode belajar dan proses-prosesnya hendaknya
dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar,
sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan memahaminya
berbagai pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan
output-output yang berkualitas yang mampu membentuk
manusia Indonesia seutuhnya. Dan diharapkan
juga kepada pihak pemerintah
untuk bisa lebih mengembangkan dan memperhatikan pendidikan di Aceh agar
semakin berkualitas dan agar mereka tetap menganggap pendidikan itu penting.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati dan
Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka cipta.
Djamarah, Syaiful
Bahri.1999.Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock, Elizabeth B. 1890. Psikologi Pekembangan. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Makmum,Syamsuddin Abin.2005. Psikologis
Kependidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mudyahardjo,
Redja. (2002). Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: Remadja Rosda Karya.
Mudyahardjo,
Redja, dkk (2002). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Pusat
Penerbitan UT Depdiknas.
Syah, Muhaibbin.2009.Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali
Press.
Sugandi, Achmad. 2005. Teori
Pembelajaran. Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar